BANDUNG, OBATGINJAL.ID – Gejala gagal ginjal kronik sangat beragam, salah satunya adalah pruritus uremik. Pruritus berasal dari bahasa Latin yang berarti gatal. Pruritus uremik adalah jenis pruritus yang paling sering dijumpai pada pengidap gagal ginjal kronik. Uniknya, gejala ini tidak ditemukan pada pengidap gagal ginjal akut.
Sampai saat ini belum ditemukan apa yang menyebabkan pruritus uremik hanya dialami oleh pengidap GGK, sementara pengidap GGA tidak. Sebagai informasi, gagal ginjal kronik (GGK) adalah kondisi kerusakan ginjal yang sudah berlangsung selama lebih dari dari 3 bulan. Meskipun tidak ditemukan adanya kerusakan ginjal, tetapi jika tubuh memiliki laju filtrasi glomerulus (LFG) <60 mL/min maka tetap dikategorikan sebagai gagal ginjal kronis. Sementara gagal ginjal akut (GGA) adalah penurunan fungsi filtrasi ginjal yang terjadi dengan cepat dan tiba-tiba.
Adapun keluhan pruritus yang sering dirasakan adalah rasa gatal yang berkisar dari ringan hingga berlangsung terus menerus dan sebagian besar dirasakan di area punggung, wajah, dan lengan atas. Intensitas dan penyebaran sensasi gatal pada tubuh tergantung pada lamanya mengidap gagal ginjal kronis. Kondisi pruritus uremik ini lebih sering dijumpai pada pengidap yang menjalani hemodialisis dengan prevalensi sekitar 50-90% dan sebagian besar mengalami rasa gatal yang terus menerus.
Meskipun sangat umum dialami oleh pengidap gangguan ginjal kronik, tetapi hingga saat ini penyebab pasti pruritus uremik dan mekanismenya masih belum jelas dan masih berupa dugaan. Peneliti menduga gejala pruritus uremik disebabkan oleh:
Penelitian menjelaskan bahwa pruritus uremik bisa menjadi sangat mengganggu keseharian pengidap gagal ginjal kronik karena menimbulkan sensasi gatal yang luar biasa, kulit lecet akibat garukan, gangguan tidur, dan kondisi emosional yang sangat sensitif. Pemberian obat emolien pada kulit uremik juga tidak bisa menyembuhkan sehingga kulit tampak kehilangan massa ototnya, kering, dan berwarna kekuningan. Kondisi ini bisa menyebabkan depresi pada pengidap gagal ginjal kronik yang bisa berakhir dengan bunuh diri.
Tidak hanya komplikasi mematikan, gejala gagal ginjal kronik pada kenyataannya membuat kualitas hidup pengidapnya menjadi rendah, seperti yang diakibatkan oleh pruritus uremik. Meski masih berupa dugaan, tetapi penyebab pruritus uremik bisa dijadikan acuan bagi pengidap gagal ginjal kronik untuk segera mencari pengobatan agar kondisi-kondisi yang dicurigai sebagai penyebab pruritus uremik bisa dihindari. Hiperkalsemia, hiperfosfatemia, dan hipermagnesia adalah kondisi yang bisa dihindari jika ginjal mampu kembali bekerja dengan optimal.
Pengobatan ginjal untuk mengatasi kondisi metabolik yang terganggu bisa dilakukan dengan terapi di Rumah Sakit Ginjal – CMI Hospital yang menggunakan obat racikan dengan Formula Ibnu Sina. Tanpa operasi atau hemodialisa, obat ginjal ini bekerja dengan cara merevitalisasi fungsi ginjal secara menyeluruh agar kemampuan ginjal dalam menyaring darah bisa kembali seperti sedia kala. Dengan kembalinya fungsi normal ginjal, maka gangguan metabolik yang mengarah pada hiperkalsemia, hiperfosfatemia, dan hipermagnesia yang diduga menjadi penyebab timbulnya pruritus uremik dapat dicegah.
Obat ginjal CMI hadir sebagai solusi penyakit ginjal agar pasien dapat mengobati penyakitnya tanpa bergantung pada cuci darah (hemodialisa) dan obat ginjal seumur hidup. Obat ginjal CMI dibuat agar seluruh pasien gagal ginjal dapat mengobati penyakitnya dengan aman dan nyaman sehingga pasien dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Informasi selengkapnya mengenai Obat Ginjal CMI Hospital dapat melalui Call Center (022) 253 1000 atau WhatsApp 0811 9161 166.
Harlim, Ago & Yogyartono, Paulus. 2012. Pruritus Uremik pada Penyakit Gagal Ginjal Kronik. Majalah Kedokteran FK UKI. 28(2): 101.
©Template by HtmlCodex / Development by Galeryheri